Jumat, 16 Mei 2014

Cara Mengemudikan Mobil Matik Bagi Pemula

Cara Mengemudikan Mobil Matik Bagi Pemula | Teknik Mengendarai Mobil Matik

Pemahaman mengemudi mobil sistem tranmisi otomatis atau mobil matik bagi yang pertama kali menggunakan mobil jenis transmisi ini memang perlu sedikit adaptasi. Dalam cara mengemudikan mobil matik bagi pemula ini beberapa pemahaman harus dilakukan, yaitu posisi dan urutan pada tuas transmisi. Karena, tidak jarang terjadi salah pengoperasian saat hendak menjadi mundur dan sebaliknya.
Meski tampak mudah karena, tidak perlu lagi menginjakkan kaki ke kopling, pengoperasian kaki tidak dapat sembarangan. Karena, sudah mulai harus dibiasakan kaki kiri bebas tugas dari kebiasaan menekan pedal kopling. Sebab pada mobil transmisi otomatis hanya ada pedal gas dan pedal rem. jika kaki kiri tetap ikut andil, maka resiko yang bakal dihadapi adalah secara spontan kaki kiri menginjak pedal rem saat rpm mobil naik dan serasa ingin pindah gigi transmisi. Hal ini biasa terjadi pada beberapa orang. Sebab dalam memori pikiran masih terbiasa dengan penggunaan jenis transmisi manual. Untuk itu jangan biarkan kaki kiri berada dijalur pedal rem.
Dalam teknik mengendarai mobil matik kita perlu memahami bahwa pengereman mesin atau engine break pada mobil matik tidak sebaik mobil manual. Hal ini karena dalam sistem kerjanya, mobil matik menggunakan sistem sensor mesin untuk menurunkan putaran mesin atau RPM. Jadi bagi pengguna mobil matik jangan heran ketika mobil sudah berhenti karena sudah menginjak pedal rem, tidak lama mobil akan maju perlahan. Hal itu, karena sensor mesin membawa bahwa kondisi perseneling masih di D atau maju. 
Dari beberapa Driver yang sudah berpengalaman menjelaskan bahwa ketika ingin mengurangi kecepatan jangan memindahkan gigi dari posisi D ke 2 dengan harapan akan terjadi engine break. Karena, tidak akan bekerja dengan baik untuk pengereman mesinnya. Contoh untuk kondisi tersebut yaitu ketika ingin mengurangi kecepatan katakanlah dari 120 atau 100 km per jam, maka tidak dapat secara tiba-tiba dari D ke 2. Kecepatan putaran mesin harus sesuai dulu lewat sensor mesin yang ada. Baru kemudian dapat memindah gigi. Soal engine break memang tidak sekeras manual saat sama-sama dilepas pedal gasnya.
Bagi yang terbiasa menggunakan mobil manual, dibutuhkan perhatian khusus terutama dalam hal kewaspadaan mengemudi. Sebab, sistem yang digunakan dalam mengemudi mobil matik dan manual berbeda. Perbedaan yang begitu jelas adalah saat hendak melaju dan mengurangi kecepatan. Jangan dianggap gampang, karena tidak perlu mengoperasikan pedal kopling. Padahal apabila belum terbiasa dengan kondisi ini, akan dapat menimbulkan bahaya maka perlu dibiasakan kondisi kaki saat menggunakan pedal gas dan rem.

Mobil matik yang beredar di Indonesia biasanya memiliki urutan tuas transmisi otomatis dari depan ke belakang yang diawali dari P,R,N,D-3,2 dan L. Adapun P itu Parking yang difungsikan ketika kendaraan diparkir atau berhenti total. R atau Reverse berfungsi untuk mundur. N atau Netral difungsikan ketika mobil dalam keadaan diam seperti ketika berada dilampu merah. Dalam kondisi ini mobil masih bisa maju atau mundur. Selain di lampu merah tuas N dipakai ketika mobil diderek.

Penggunan tuas D berarti posisi drive atau jalan. Jika tuas pada posisi ini berarti mobil dalam kondisi ideal atau normal. Transmisi bekerja secara otomatis meningkatkan laju di mesin mobil. Biasanya gigi mulai bekerja dari 1 ke gigi 4 atau lebih sesuai karakter jalan. Mobil menyesuaikan gigi mesin dengan karakter jalan. Ketika kecepatan rendah gigi berada diposisi 1 atau 2, ketika dipacu dalam kecepatan tinggi gigi pun bertambah.

Posisi L, posisi ini gigi transmisi hanya bekerja pada gigi 1. Posisi tuas L akan mempertahankan posisi gigi dengan maksimal. Sebaiknya gunakan L untuk turunan tajam agar mobil tidak meluncur atau ketika mobil menanjak.

Bagi pemula yang mengemudikan mobil matik, harus membiasakan menginjak pedal rem terlebih dahulu saat ingin memindahkan tuas transmisi ke posisi D. Hal ini bertujuan menghindari mobil melaju dengan sendirinya. Saat jalanan macet atau berhenti dilampu lalu lintas selama kurang lebih 10 sampai 20 detik, sebaiknya tuas transmisi dipindahkan ke posisi netral. Apabila berada di daerah penuh dengan tanjakan maka pentingnya tuas transmisi dipindah pada pilihan L atau 2. Dimana L(Low) yang berada paling bawah sama halnya gigi pertama dan 2 adalah gigi ke-2.

Jadi sebelum menggunakan mobil bertransmisi otomatis, sebaiknya memahami simbol-simbol pada transmisi supaya tidak terjadi kecelakaan saat dijalan, pelajari dahulu sampai benar-benar lancar dan pahami sebatas mana kemampuan mengontrol kendaraan, kuasai Cara Mengemudi Mobil Matic Dalam Kondisi Menyalip dan Menanjak . Kecelakan mobil matik kebanyakan disebabkan oleh perilaku pengemudinya. boleh jadi, si pengemudi itu sudah mempunyai rasa percaya diri karena sudah terbiasa mengemudikan mobil manual namun belum tahu benar bagaimana menggunakan mobil otomatis.
 

Sistem Pengapian

PRINSIP KERJA SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL
Berikut akan dijelaskan mengenai prinsip kerja sistem pengapian konvensional.
Prinsip kerja sistem pengapian konvensional ada dua kondisi yaitu kondisi saat kunci kontak ON platina menutup dan Aliran arus listrik pada saat platina membuka.
1)  Pada saat kunci kontak ON, Platina menutup

Aliran Arus Listrik Saat Konci Kontak ON, Platina Menutup
Aliran arusnya adalah sebagai berikut:
Baterai —-> Kunci kontak —-> Primer koil —-> Platina —-> Massa.
Akibat aliran listrik pada primer koil, maka inti koil menjadi magnet.
2) Saat platina membuka
Aliran Arus Saat Platina terbuka
Saat platina membuka, arus listrik melalui primer koil terputus, terjadi induksi tegangan tinggi pada sekunder koil, sehingga arus akan mengalir seperti dibawah ini:
Sekunder koil —-> Kabel tegangan tinggi —-> Tutup distributor —-> Rotor —-> Kabel tegangan tinggi (kabel busi) —-> Busi —-> Massa.
Akibat aliran listrik tegangan tinggi dari sekunder koil, mampu meloncati tahanan udara antara elektroda tengah dengan elektroda massa pada busi dan menimbulkan percikan bunga api.
 KOMPONEN SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL PADA MOBIL
Sistem pengapian konvensional terdiri dari beberapa komponen. Berikut akan dijelaskan apa saja komponen sistem pengapian beserta dengan fungsi masing-masing komponen sistem pengapian.
1. Baterai
Baterai berfungsi sebagai sumber energi listrik.

2.Kunci Kontak
Kunci kontak berfungsi untuk memutuskan dan menghubungkan listrik pada rangkaian atau mematikan dan menghidupkan sistem. Kunci kontak pada kendaraan memiliki 3 atau lebih terminal.
Terminal utama pada kontak adalah terminal B atau AM dihubungkan ke baterai, Terminal IG dihubungkan ke (+) koil pengapian dan beban lain yang membutuhkan, terminal ST dihubungkan ke selenoid starter. Jika kunci kontak tersebut memiliki 4 terminal maka terminal yang ke 4 yaitu terminal ACC yang dihubungkan ke accesoris kendaraan, seperti: radio, tape dan lain-lainnya.

2. Koil Pengapian
Koil pengapian berfungsi sebagai step up trafo, yaitu menaikan tegangan dari tegangan baterai 12 Volt menjadi tegangan tinggi lebih dari 15.000 Volt. Koil pengapian terdiri dari: inti besi lunak, primer koil, sekunder koil, rumah koil dan terminal koil.
 Hubungan terminal Pada Kunci Kontak
2. Koil Pengapian
Koil pengapian berfungsi sebagai step up trafo, yaitu menaikan tegangan dari tegangan baterai 12 Volt menjadi tegangan tinggi lebih dari 15.000 Volt. Koil pengapian terdiri dari: inti besi lunak, primer koil, sekunder koil, rumah koil dan terminal koil.
Konstruksi Koil Pengapian
3. Distributor
Distributor berfungsi untuk mendistribusikan induksi tegangan tinggi sekunder koil ke busi sesuai dengan urutan pengapian motor atau FO (firing order).
Distributor merupakan tempat sebagian besar sistem pengapian. Komponen yang ada pada distributor antara lain: platina (kontak breaker), kondensor, nok kontak pemutus arus, centrifugal advancer, vacum advancer, rotor distributor dan tutup distributor.
MERAWAT SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL
Kinerja sistem pengapian sangat besar pengaruhnya terhadap kesempurnaan proses pembakaran di dalam silinder, dengan sistem pengapian yang baik akan diperoleh performa mesin optimal dan pemakaian bahan bakar yang hemat. Agar kinerja sistem pengapian selalu dalam kondisi baik maka sistem ini perlu dirawat dengan baik. Perawatan sistem pengapian dengan cara membersihkan, melumasi dan menyetel komponen atau mesin.

Sistem Pengapian Konvensional
Komponen sistem pengapian yang cepat kotor adalah busi, platina, ujung rotor dan terminal pada tutup distributor. Bagian tersebut diatas perlu diperiksa dan dibersihkan kotorannya menggunakan amplas.
Bagian sistem pengapian yang perlu diberi pelumas adalah Nok dan Rubbing block, Poros Nok dan Centrifugal Advancer.
Penyetelan sistem pengapian meliputi penyetelan celah busi, celah platina atau besar sudut dwell, dan penyetelan saat pengapian.
Bagi pemilik kendaraan perawatan dapat dilakukan sendiri dengan alat yang terdapat pada kelengkapan kendaraan, alat dan bahan yang diperlukan, yaitu:
  • Bahan : Grease (pelumas); amplas.
  • Alat : Kunci busi; kunci ring nomor 10, 12, 19; obeng (+); obeng (-); feeler gauge; lampu 12 volt dengan dua kabel; multimeter.
Selain alat diatas pada bengkel yang baik menggunakan beberapa alat, diantaranya:
  • Spark plug cleaner and tester, merupakan alat untuk membersihkan dan memeriksa busi.
  • Spark plug gauge, untuk mengukur dan menyetel celah busi.
  • Tune up tester, untuk mengukur putaran dan sudut dweel.
  • Timing tester, untuk mengetahui saat pengapian.
  • Condensor tester, berfungsi untuk memeriksa kapasitas kondensor.
Langkah kerja dalam merawat sistem pengapian adalah sebagai berikut:
  1. Memeriksa secara visual kelainan pada komponen dan rangkaian sistem pengapian.
  2. Memeriksa, membersihkan dan menyetel celah busi.
  3. Memeriksa dan membersihkan kabel tegangan tinggi.
  4. Memeriksa, membersihkan rotor dan tutup distributor.
  5. Memeriksa nok, centrifugal advancer dan vacum advancer.
  6. Memeriksa koil pengapian.
  7. Memeriksa, membersihkan dan menyetel celah platina atau menyetel sudut dwell.
JENIS-JENIS GANGGUAN PADA SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL
Kinerja sistem pengapian sangat besar pengaruhnya terhadap kesempurnaan proses pembakaran di dalam silinder, dengan sistem pengapian yang baik akan diperoleh performa mesin optimal dan pemakaian bahan bakar yang hemat.
Gangguan sistem pengapian konvensional pada motor bensin paling sering terjadi dibandingkan sistem lain.
Berikut akan diuraikan mengenai gejala dari gangguan pada sistem pengapian konvensional beserta dengan kemungkinan penyebab dan cara mengatasi gangguan yang terjadi pada sistem pengapian konvensional.
No. GEJALA KEMUNGKINAN PENYEBAB CARA MENGATASI
1 Mesin tidak dapat hidup (tidak ada percikan api di busi) Busi mati atau deposit berlebihan. Ganti busi atau bersihkan.
Kabel tegangan tinggi bocor berlebihan. Ganti kabel tegangan tinggi.
Rotor tidak terpasang. Pasang rotor.
Urutan pengapian tidak benar. Perbaiki urutan pengapian.
Platina terganjal kotoran Bersihkan kotorannya.
Platina menutup terus atau membuka terus. Setel celah platina atau sudut dwell
Koil mati Ganti koil
Kondensor mati Ganti kondensator
Konektor kabel lepas Pasang konektor kabel yang lepas
Kabel putus Ganti atau perbaiki kabel yang putus
Kontak rusak Ganti kontak
2 Mesin sulit hidup (percikan api dibusi kecil) Deposit (penumpukan kerak) dibusi berlebihan. Bersihkan atau ganti busi.
Kabel tegangan tinggi bocor. Ganti kabel tegangan tinggi.
Tutup distributor kotor. Bersihkan terminal ditutup distributor.
Karbon ditutup distributor hilang. Pasang karbon atau ganti tutup distributor.
Tutup distributor retak. Ganti tutup distributor.
Urutan pengapian tidak benar. Perbaiki urutan pengapian.
Kontak platina kotor. Bersihkan kontak atau ganti.
Setelan celah platina tidak tepat. Setel celah platina atau sudut dwell.
Saat pengapian tidak tepat. Saat setel pengapian
Koil rusak. Ganti koil.
Kondensor rusak. Ganti kondensor.
Konektor kabel kotor. Bersihkan terminal konektor kabel.
3 Terjadi ledakan di knalpot Busi kotor. Bersihkan busi atau ganti busi
Platina kotor. Bersihkan platina atau ganti.
Saat pengapian terlalu mundur. Stel saat pengapian.
No. GEJALA KEMUNGKINAN PENYEBAB CARA MENGATASI
4 Terjadi ledakan di knalpot saat pedal gas dilepas Kerja vacum advancer kurang sempurna. Perbaiki mekanisme vacum advancer.
5 Terjadi ledakan di knalpot saat pedal gas ditekan Kerja centrifugal advancer kurang sempurna. Perbaiki mekanisme centrifugal advancer.
6 Busi cepat kotor Pemakaian busi yang tidak tepat Ganti busi dengan tingkat panas yang tepat.


Platina kotor. Bersihkan atau ganti platina.


Saat pengapian tidak tepat. Stel saat pengapian.
7 Elektroda busi meleleh Pemakaian tingkat busi yang terlalu panas. Ganti busi dengan tingkat panas busi yang lebih dingin.
Posisi Platina Hasil Pengukuran Keterangan
Membuka 12 volt Baik
0 volt Platina hubung singkat
Kabel platina hubung singkat
Tidak ada arus ke koil pengapian
Menutup 0 volt Baik
12 volt Kontak platina terganjal kotoran
Kabel ke platina putus

 

Sumber : Klik Disini

Jumat, 09 Mei 2014

5 Tips Merawat Sistem Injeksi Mobil











5 Tips Merawat Sistem Injeksi Mobil
SATUHARAPAN.COM/LIFE - Jika anda mempunyai mobil, coba periksa apakah sistem pembakarannya? Karburator atau injeksi? Mobil era tahun 2000an sudah sangat jarang yang menggunakan karburator untuk sistem pembakarannya. Injeksi adalah sistem yang digunakan. Merawat injeksi memang tidak sama dengan merawat karburator.
Jika anda menggunakan bahan bakar minyak (BBM) non-subsidi seperti Pertamax atau Shell, perawatan bisa dilakukan setiap 10.000 atau 15.000 kilometer. Namun jika anda menggunakan BBM Premium, sebaiknya dirawat setiap 5.000 kilometer berbarengan dengan jadwal mengganti oli mesin. Berikut ini adalah hal-hal yang harus diperhatikan seperti dikutip dari artikelotomotif.com agar mobil tetap prima dan siap digunakan setiap saat.
1. Filter udara. Ini adalah komponen pertama yang mudah untuk dicek.   Lakukan pembersihan kotoran dengan angin bertekanan tinggi dari arah belakang. Gantilah filter udara ini apabila sudah terlalu kotor.
2.Filter bensin. Komponen kedua yang harus diperhatikan adalah membersihkan filter bensin dengan bantuan angin bertekanan tinggi. Jika sudah terlalu kotor, sebaiknya diganti yang baru. Jika filter ini tidak diganti padahal kondisi sudah buruk maka akan merembet pada pompa bensin (fuel pump).
3. Throttle body. Komponen ini juga rentan kotor. Gejala paling umum adalah tarikan yang kurang responsif. Bahkan jika kotoran sudah menumpuk di TPS (Throttle Position Sensor), bisa menyebabkan putaran mesin pincang saat kondisi stasioner. Sumber kotoran ini berasal dari udara yang terhisap ke ruang bakar. Oleh karena itu, kebersihan throttle body ini sangat bergantung pada perawatan filter udara. Bersihkan throttle body dengan menyemprotkan cairan yang banyak dijual di toko onderdil mobil atau supermarket. Pilih yang direkomendasikan untuk mesin injeksi. Cara membersihkannya adalah dengan menyemprotkan lewat mulut skep throttle body saat mesin dinyalakan stasioner. Jaga putaran mesin agar tidak mati sehingga cairan pembersih bisa masuk ke seluruh celah skep. Proses ini sekaligus berfungsi membersihkan ruang bakar. Semprotkan satu kaleng cairan pembersih sampai habis, kemudian matikan mesin sekitar 10-15 menit. Lanjutkan dengan menyalakan mesin kembali dan mainkan putaran mesin hingga 6.000-6.500 rpm. Sisa kotoran atau kerak di throttle body dan ruang bakar akan dibuang lewat asap melalui knalpot.
4. Nosel injektor. Nosel penyemprot bensin juga wajib dibersihkan. Ini bertujuan agar arah dan bentuk semprotannya bahan bakar ideal. Kualitas bensin yang rendah menyebabkan lubang nosel yang berukuran sangat kecil tersumbat kerak/kotoran. Semprotan bensin jadi kacau dan debitnya berkurang. Akibatnya, putaran mesin pincang dan tarikan mberebet. Tak perlu membongkar nosel. Cukup campurkan cairan pembersih ke tangki bensin. Bensin dan larutan kimia ini akan bersenyawa dan mengalir ke nosel untuk mengikis kotoran. Di pasaran sudah banyak produk yang berguna untuk itu. Lakukan secara rutin agar tak perlu ganti nosel baru.
5. Karbonmonoksida (Co). Tak kalah penting adalah lakukan proses penyetelan CO (karbonmonoksida) sebagai penutup rangkaian perawatan ringan ini. Manfaatkan engine analyzer sebagai alat pengukur.Pengukuran bertujuan untuk mengetahui proses pembakaran di mesin, apakah sudah efisien atau tidak. Nilai CO ideal harus dibawah 1 persen. Jika tidak, lakukan penyetelan ulang di sistem pasokan bensin, udara dan pengapian.

Sumber ;lihat disini

Komponen Mobil Injeksi yang Jadi Biang Kerok Boros BBM





Pembatasan BBM bersubsidi ditangguhkan untuk waktu yang tidak ditentukan. Tetapi bukan berarti pemilik mobil injeksi bisa bebas dari rutinitas perawatan. Biar bagaimanapun, konsumsi bahan bakar bergantung dari sistem pasokannya.

Kalau sistem injeksi bermasalah, performa mesin ikut drop. Parahnya, penyakit akan merembet ke bagian lain bak virus ganas. Otomatis konsumsi ikut boros. Ini dia bahaya perusak komponen yang mengganggu iritnya konsumsi BBM.



Tangki Bahan Bakar
Meski sepintas terlihat tak berbahaya, sebenarnya tangki bahan bakar bisa dikategorikan sebagai sumber dari segala penyakit mesin injeksi. Sebagai wadah penampungan bensin, bisa saja tangki bahan bakar tercemar akibat kotoran atau unsur non bensin seperti minyak, air atau pasir selama bertahun-tahun.

Lakukan prosedur turun tangki untuk proses pengurasan setiap 100.000 kilometer. Terlebih bila mobil kesayangan kerap meminum Premium-TT.

“Kandungan lumpur atau air kerap tertinggal di dasar tangki yang sewaktu-waktu bisa tersedot pompa bahan bakar,” jelas Noviyanto dari Tunas Toyota Cawang, Jaktim.

Biayanya berkisar antara Rp 175-300 ribu tergantung dari tingkat kesulitan setiap mobil. Dibedakan antara mobil sedan dan minibus dengan lama pengerjaan sekitar setengah hari.

Pompa Bahan Bakar
Besutan zaman sekarang, mengadopsi pompa bahan bakar yang ditanam ke dalam tangki bahan bakar. Bisa dibayangkan, seumur hidupnya terendam bensin.

Bila pompa bahan bakar melemah akibat kotoran yang tersedot, dipastikan mesin ikut Indikasinya bisa dilihat dari tekanan di fuel pressure regulator. Bila tekanan kurang dari 2 Bar, sangat mungkin pompa bahan bakar bermasalah.

Bisa karena sudah lemah atau kinerjanya terganggu faktor lain.

Filter Bensin
Pada beberapa tipe mobil, filter bensin lazim menyatu alias gabung dengan pompa bahan bakar, tetapi ada juga yang memakai model terpisah.

Bicara filter terpisah, penyaring kotoran bahan bakar ini jelas memiliki umur pakai. Gunakan filter bensin orisinal dengan jangka waktu sekitar 100 ribu kilometer.

Bila dalam keseharian, mobil kesayangan lebih sering memakai BBM beroktan rendah alias Premium-TT, persingkat umur pakai menjadi 75 ribu kilometer.

Hal Ini semata-mata untuk menjaga komponen lain agar tak cepat terkontaminasi.

Harganya beragam dengan rentang Rp 150-400 ribu. Bahkan ada yang harganya  jutaan. Namun mengingat fungsinya yang cukup vital, jangan sayang uang dan membiarkan filter bensin sampai rusak atau mampat.

Bukannya hemat, malah bisa merogoh kocek lebih dalam karena bila sampai merembet ke komponen lain, biaya bisa berkali lipat.

Nosel Injeksi
Komponen ini merupakan gerbang utama bagi bahan bakar untuk memenuhi ruang bakar. Nosel injeksi yang sudah menurun performanya akan mengucurkan bensin ke ruang bakar, bukannya menyemprotkan kabut (mist).

Indikasi bisa terlihat dari sisa gas buang akan ngebul hitam pertanda terlalu banyak bensin yang tidak terbakar.

Hal ini lantaran mulut nosel yang sangat kecil sudah tersumbat (clogging) oleh kotoran dari bahan bakar dalam jangka waktu lama. Efeknya jarum nosel yang seharusnya bekerja 'buka-tutup' malah macet.

Clogging pada injector menjadi penyebab borosnya bahan bakar,  Memperbaikinya dengan cara ultrasonic dengan biaya Rp 85 ribu per nosel.

Tetapi ini belum termasuk bongkar nosel injeksi dari fuel rail. Ada lagi ongkosnya sebesar Rp 75 ribu untuk bongkar pasang 4 buah nosel injektor.

TPS - Throtlle Position Sensor
TPS adalah alat pemantau pergerakan skep atau butterfly dari throttle body. Sensor ini akan membaca besarnya bukaan skep sehingga bisa untuk menentukan derajat waktu pengapian karena berhubungan langsung dengan banyaknya volume udara yang masuk ke ruang bakar.

Bila permukaan throttle position sensor kotor akibat kotoran seperti debu atau minyak, jelas akan menghambat kinerja sistem injeksi lainnya. Selain performa tak bisa maksimal, konsumsi juga akan menjadi boros.

Peranti ini jarang rusak alias berumur tahunan, tetapi namanya barang elektronik yang memiliki sensor pastinya memiliki usia pakai juga. Untuk itu pastikan usia pakai bisa lama dengan memperhatikan filter udara yang menjadi penyaring udara luar yang akan masuk ke ruang bakar dan melewati TPS.


 Throtlle Body
Pada mobil dengan pasokan bahan bakar karburator, dikenal istilah skep. Sebutan ini agak berbeda dengan mobil injeksi, meski kerjanya sama. Lantaran throttle body berhubungan langsung dengan udara dari luar, skep mobil injeksi ini lazim kotor oleh debu dan kotoran halus yang tak tersaring filter udara.

Bersihkan dengan injector cleaner dengan cara menyemprotkan cairan pembersih dalam bentuk aerosol tadi persis di permukaan throttle body, agar lapisan debu dan kotoran yang hinggap di atas permukaan bisa hilang.

Bisa lakukan perawatan ini dengan membuka belalai (air intake) dan membeli cleaner seharga Rp 75-90 ribu perkaleng ini.  hal ini sering diabaikan karena tak berpengaruh langsung ke performa.

Lakukan setiap 50.000 kilometer untuk hasil terbaik. Jadikan kebiasaan saat mengganti filter udara di rumah atau di bengkel kepercayaan. Prosesnya sendiri hanya memakan waktu lima menit.


 Sensor Oksigen
Sebagian besar besutan injeksi zaman sekarang dibekali sensor oksigen. Fungsinya untuk membaca hasil sisa gas buang yang keluar lewat knalpot.

Sensor oksigen berguna untuk membaca kaya atau miskin campuran bahan bakar.

Pada saat sensor oksigen membaca sisa gas buang yang kelewat ‘pedas’ alias kebanyakan bensin, sensor akan mengirim sinyal ke ECU untuk mengurangi debit bahan bakar ke ruang bakar.

Biasanya kerusakan karena penampang sensor tertutup jelaga sisa pembakaran, tetapi sering juga kerusakan oxigen sensor terjadi karena putus pada bagian heater.  Mau tak mau harus beli baru. Harganya tak terlalu mahal, tetapi biasanya beli set (sepasang) agar umur pakai bisa sama.

Untuk Toyota Yaris, sensor oksigen dibanderol sekitar Rp 1,3 juta perbuah. Salah perawatan atau sistem injeksi yang tidak terawat akan memperpendek usia sensor oksigen.

FPR
Peranti yang mengatur tekanan bahan bakar yang mengalir ke fuel rail (jalur bahan bakar untuk nosel injektor). Fuel pressure regulator (FPR) versi pabrikan biasanya dibuat paten antara 2-5 Bar. Tetapi yang versi aftermarket bisa disetel sesuai kebutuhan.

Bila sudah lemah, berarti membran karet di dalam FPR tak bisa lagi menahan tekanan bahan bakar yang disembur pompa bahan bakar. Akibatnya tekanan berkurang untuk bisa menyemburkan kabut bensin ke ruang bakar. Indikasinya, mesin akan mbrebet di rpm tertentu. Mau tak mau harus beli baru dengan harga Rp 1 jutaan untuk versi ori.

Untuk versi aftermarket, FPR bisa disetel hingga tekanan di atas rata-rata spesifikasi pabrik untuk hasil semburan kabut bahan bakar yang lebih tebal dan lama. "Performa meningkat tetapi berbanding lurus dengan konsumsi bahan bakar.


Sumber : Raja Otomotif


Jumat, 02 Mei 2014

Sistem Transmisi Pada Mobil

PENEMU TRANSMISI : LOUIS-RENE PANHARD dan EMILE LEVASSOR

Fungsi : Untuk memutus dan menghubungkan putaran mesin sehingga kendaraan dapat berhenti, meskipun mesin tetap dalam keadaan hidup


SISTEM TRANSMISI DI BEDAKAN MENJADI 2 JENIS YAITU :
1. SISTEM TRANSMISI MANUAL
    1. Slidingmesh Type
    2. Constantemesh Type
    3. Syncromesh Type
    
2. SISTEM TRANSMISI OTOMATIS
    1. Manumatic Type
    2. Semi Automatic type
    3. Elelctro Hidraulic Type
    4. Dual Clutch Type

 URAIAN
1. TRANSMISI MANUAL
 Transmisi Manual terdiri dari empat komponen utama, yaitu :
1. Input Shaft
2. Output Shaft
3. Counter Gear
4. Reverse Gear








 Sistem Transmisi Manual dikenal juga sebagai transmisi "Gearbox" yang terdiri dari :
1, Transmisi Sekuensial
2, Transmisi Non Sekuensial
3. Transmisi tanpa Sinkronisasi
4. Transmisi dengan Sinkronisasi
5. Transmisi Pre Selektor

 JENIS-JENIS TRANSMISI MANUAL
1. SLIDINGMESH TYPE

 Jenis ini merupakan dasar pertama kali ditemukannya transmisi, dengan konstruksi yang sangat sederhana. Transmisi jenis ini sudah tidak lagi dikembangkan, walaupun demikian jenis ini masih sering digunakan dan terbatas hanya untuk gear percepatan dan mundur



 2. CONTSTANTMESH TYPE
 Transmisi jenis ini mempunyai konstruksi seperti jenis constantmesh. pada jenis ini untuk memindahkan putaran dari main gear ke main shaft digunakan syncromesh, sehingga perpindahan putaran dapat dilakukan dengan mudah pada berbagai kecepatan.



  

JENIS-JENIS TRANSMISI AUTOMATIC
    1. MANUMATIC TYPE


Transmisi Manumatic berasal dari kata "Manual" dan "Automatic"
Pada transmisi ini pengemudi cukup memilih tanda (+) untuk menaikan rasio perpindahan gigi dan tanda (-) untuk menurunkan rasio perpindahan gigi.
Perpindahan gigi terjadi secara sekuensial
 
 
 
 
 
  2, SEMI AUTOMATIC TYPE
Pada Transmisi ini menggunakan Sensor Elektrik, Sistem Pneumatik dan Prosesor, serta Actuator untuk mengeksekusi perintah pengemudi saat memindahkan rasio perpindahan gigi transmisi 
 3. ELEKTRO HIDRAULIC TYPE